Edisi Agustus 2007

Vol I No 09

CATATAN DARI MUBES MASYARAKAT MADURA (2)
Sidang pleno mubes III berlangsung singkat. Tak lebih dari dua jam. Sementara materi yang akan diplenokan "cukup berat". Berupa hasil kerja dari Pokja A, B, dan C. Ditambah masukan dari lima narasumber. Praktis, setiap pembicara-kecuali H M. Syafik A. Rofii (ketua DPRD Bangkalan) yang membacakan hasil kerja pokja-hanya diberi waktu 10 menit menyampaikan paparannya. Peserta mubes III cukup mahfum. Sebab, mubes sudah harus bubar pukul 16.00. Para peserta juga mahfum bahwa pembahasan seberat itu, terkait nasib Madura ke depan, tak cukup hanya dengan hanya dua jam. ..... selanjutnya

CATATAN DARI MUBES MASYARAKAT MADURA (1)
Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang mesti dikerjakan untuk Madura. Dengan kondisi masyarakat Pulau Garam yang jauh ketinggalan dalam pembangunan, memang perlu upaya ekstra dalam mengentaskan kemiskinan, ketertingalan SDM (pendidikan), dan pengadaan infrastruktur. Musyawarah Besar (Mubes) III Masyarakat Madura 26 Agustus 2007 lalu adalah salah satu upaya untuk memercepat pembangunan Madura itu. ..... selanjutnya

SIAPA BILANG PROVINSI MADURA TIDAK SIAP
Untuk menjadi provinsi tak harus menunggu kesiapan SDM. Pembangunan SDM dan infrastruktur ini bisa dilakukan secara simultan dengan pembentukan provinsi. Gorontalo dengan Fadel Muhammad saja mampu membuat provinsi, mengapa Madura dengan banyak cendekiawan masih gamang? ..... selanjutnya

MUBES III MASYARAKAT MADURA
Saat memberi sambutan dalam acara itu, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Madura (FKMM) se-Indonesia, Jenderal Pol (purn) Roesmanhadi menyatakan, sudah saatnya Madura menjadi propinsi sendiri. Namun, kata mantan Kapolri ini, masalah Madura menjadi provinsi sendiri di kalangan peserta Mubes masih menjadi pro dan kontra. "Tetapi saya pribadi cenderung Madura menjadi provinsi sendiri," ujar mantan Kapolda Jatim ini. ..... selanjutnya

BANGUN MADURA SETELAH SURAMADU SELESAI
Hal itu dilakukan untuk mendukung pembentukan Provinsi Madura seperti yang dicita-citakan sebagian besar masyarakat Madura. Wacana tersebut kembali dilontarkan Forum Komunikasi Masyarakat Madura (FKMM) dalam Musyawarah Besar ke -3 Masyarakat Madura se-Indonesia di Hotel J.W. Marriott kemarin. "Jangan salah. Pulau kami itu kaya lho. Tidak hanya sumber daya alam. Sumber daya manusianya juga tidak kalah hebat," kata H. Achmad Zaini, ketua umum FKMM Jatim. ..... selanjutnya

MUSYAWARAH BESAR MASYARAKAT MADURA
Hari ini, Minggu (26/8), masyarakat Madura kembali menggelar mubes ketiga di Hotel JW Marriott, Surabaya. Gawe besar ini akan dibuka resmi oleh Gubernur Imam Utomo. Menurut ketua panitia pelaksana Mubes III, HR Ali Badri Zaini didampingi sekretaris panitia pelaksana, H Achmad Zaini yang ditemui di rumahnya, Sabtu (25/8), acara ini akan dihadiri 1.000 undangan. Mereka terdiri dari profesor, kaum intelektual, pakar ekonomi, pakar politik, para ulama, tokoh Madura, anggota DPR RI, DPRD, dan bupati se-Madura, serta masyarakat Madura lainnya. Jenderal TNI (Pur) R Hartono (mantan Mendagri), Jenderal TNI (Pur) Wismoyo Arismunandar (mantan KSAD), dan Prof Dr Didik J Rachbini (anggota DPR RI) dipastikan hadir. ..... selanjutnya

WARGA MADURA MASIH MINDER
Sebagian warga Madura minder dalam menegakkan kebenaran. Warga juga trauma berhadapan dengan orang-orang berseragam di instansi pemerintahan. Akibatnya, warga telat mengembangkan potensinya lantaran tidak percaya diri. Celakanya, mindernya warga tak jarang dimanfaatkan pihak yang berseragam tersebut.

Pengamat masalah kemaduraan, Sayuri Rustam, menyampaikan hal tersebut kemarin. Dalam acara kursus politik yang digelar aliansi antarparpol, pria bercambang tersebut menilai saatnya warga Madura bangkit. Dia bilang kebangkitan warga Madura harus ditandai dengan kemajuan dalam berbagai aspek. Di antaranya, kata dia, warga sadar dalam menentukan pilihan politiknya menuju Madura yang lebih baik.
..... selanjutnya

BAHASA MADURA TERANCAM
Bahasa Madura terancam miskin penutur. Itu karena penanaman dan pendidikan berbahasa daerah minim. Selain itu, penutur bahasa daerah digerus bahasa asing, termasuk bahasa nasional.

Menurut pengamatan Ketua YPM (Yayasan Pakem Maddhu) Pamekasan Kutwa Fath, penutur bahasa daerah mulai minim tidak saja dari kalangan remaja dan anak-anak. Sebagian orangtua juga melupakan bahasa daerah dalam komunikasi di tengah keluarga. "Kecuali di pelosok, saya menemukan orangtua bertutur bahasa daerah kromo dengan anaknya," kata Kutwa kemarin.
..... selanjutnya